Perkembangan di abad 21 di era revolusi industri 4.0, ujian berbasis komputer atau biasa disebut CBT (Computer Based Test) yang sudah diterapkan oleh pemerintah sajak tahun 2014 menjadi model percontohan digitalisasi yang penting dikembangkan bagi sekolah. Digitalisasi merupakan salah satu dampak langsung dari kemajuan teknologi yang tidak dapat dihindari warga sekolah. Kertas dan alat tulis hampir tidak dibutuhkan lagi, sementara pendidikan harus tetap berjalan dengan baik menggunakan metode digital. Seluruh proses ujian dikerjakan menggunakan komputer bahkan handphone secara online. Ujian dengan sistem CBT, lebih praktis, lebih gampang, hemat waktu dan membuat peserta ujian lebih fokus. Penyajian dan pemilihan soal CBT dilakukan secara terkomputerisasi sehingga setiap peserta yang mengerjakan tes mendapatkan paket soal yang berbeda-beda.
Untuk menjawab tantangan tersebut harus tersedia sarana prasarana yang memadai dan seorang guru harus tanggap mengikuti kemajuan dan perkembangan teknologi. Perubahan yang seharusnya dilakukan dari sistem ujian yang konvensional beralih ke sistem yang terkomputerisasi. Berusaha mempersiapkan peserta didik untuk menyesuaikan dengan tuntutan dunia masa depan yang serba digital, bahwa anak harus memiliki kecakapan berpikir dan ketrampilan.
Observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sukomoro, guru menemukan kenyataan yang ada di lapangan yaitu, perubahan sosial budaya warga sekolah mengikuti perkembangan alat teknologi handphone android. Kepemilikan handphone android satu rumah bisa lebih dari satu unit, tetapi laptop atau personal komputer bahkan dikesampingkan, karena lebih memilih hanphone android dengan semakin lengkap fasilitas yang ditawarkan. Mayoritas peserta didik memiliki dan dapat mengoperasikan dengan baik. Artinya pengoperasian hanphone android sangat mudah dipelajari. Sudah menjadi kebiasaaan anak mahir menggunakan handphone untuk youtube, whatsApp, instagram, facebook dan game. Hal ini bisa menjadi potensi yang bisa dikembangkan untuk menuju pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Peserta didik yang diajar kelas VII baru pemula menggunakan perangkat komputer dan aplikasi yang dibutukan, dibuktikan pengamatan praktek awal mayoritas peserta didik baru pertama kali belajar komputer dan masih belum terbiasa dan kebingungan mencari posisi ikon berada, kurang percaya diri memilih tampilan ikon yang digunakan, karena takut salah dan bergantung pada temannya, sehingga cenderung menunggu temannya agar memilih dahulu walaupun sudah menemukan ikon yang dimaksud.
Cara mengatasi permasalahan diatas guru memilih alternatif : 1). Melatih ketrampilan peserta didik menggunakan aplikasi yang tersedia di komputer, misalnya: microsoft word, excel, power point dan dasar-dasar penggunaan internet. 2). Melatih peserta didik dapat menggunakan aplikasi cbt moodle yang ditampilkan mirip dengan aplikasi Ujuan Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dengan pertimbangan jumlah komputer di 2 laboratorium komputer memadai untuk setiap satu komputer digunakan satu peserta didik. 3). Digunakan media pembelajaran daring di era pandemi Civid-19.
Beri Komentar